Sedikit Cuitan
Saya sudah mati sejak lama sekali. Semenjak tuntutan hidup mencekik menjadi-jadi.
Saya terpaksa menjadi seorang yang tidak saya ingini demi menutupi segala hal
yang mungkin orang lain sedikit sulit untuk mengerti.
Rasa-rasanya hidup ini tidak berarti.
Tidak bisa dinikmati. Buruk dan tak mampu saya kagumi.
Namun, akhirnya saya menyadari.
Menjadi bahagia itu susahnya luar biasa, lantas
kenangan bahagia yang terekam rupanya juga susah luar biasa untuk dilupa.
Skenario yang terjadi atas manusia memang tidak ada yang sempurna.
Lakon-lakon yang kita mainkan juga tidak selalu peran utama.
Tetapi bukankah ketidaksempurnaan itu yang membuat kita punya banyak cerita yang kita simpan dalam kepala? Membuat hidup yang kita benci ini jadi unik dan berharga.
Seumpama reinkarnasi betulan ada, saya juga masih tergoda lahir kembali menjadi seorang individu yang sesuai didalam masyarakat yang masih menganut sistem patriarki, menjadi individu yang kaya raya. Muda dan bisa foya-foya. Merasakan hidup mudah dan tidak perlu memeras banyak tenaga.
Ataupun lahir dimasyarakat yang menjunjung tinggi hak asasi dengan begitu mungkin tidak ada lagi orang yang meneriaki pendosa, tidak tahu diri, aneh, gila dan sebagainya, tidak ada lagi despresi dan ketakutan untuk menjadi pribadi sebagai diri sendiri.
Tetapi kalau saya yang tidak tahu diri ini boleh meminta, saya ingin bumi yang mengalami reinkarnasi saja. Menjadi versi lebih baik dari semula, supaya para manusia-manusia pecundang seperti saya tidak mengidam-idamkan reinkarnasi sebagai jalan keluar yang bikin bahagia.
Komentar
Posting Komentar