What's Dream
"Kalau sudah besar mau jadi apa?
Budak Korporat."
———
Aku terkekeh membaca guyonan pada layar ponselku. Menertawakan selera humorku, menertawakan kehidupanku menertawakan diriku sendiri.
Kembali aku menutup laptopku dan meletakkan segala kertas juga buku-buku tugas. Memutuskan berhenti sejenak, menikmati waktu yang makin mencekik, sebelum esok akan bertemu lagi dengan guru atau dosen yang tanpa melihat tugasku sudah keburu mengkritik.
Aku cinta biologi, tapi ayah dan ibuku bilang pendapatannya tak sebanyak PNS atau pekerja kantoran. Hidup harus aman dan nyaman. Jangan bodoh mengambil resiko. Kehidupan ahli biologi tidak akan sebahagia
penelitian-penelitiannya yang ada didalam cerita.
Aku menurut, membiarkan dahiku tiap malam berkerut-kerut memahami segala bahasa pemrograman juga seribu satu macam aplikasi yang dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia dan membuat mereka menjadi semakin malas saja.
Demi "masa depanku" aku membunuh mimpiku.
Melupakan impian untuk keluar masuk lab, berjas putih sambil sibuk meneliti dengan mikroskop, Juga mengenakan masker putih yang sangat keren dimataku. Semua itu pernah terekam dalam impianku sebelumnya. Hanya saja tidak pernah terlaksana
Aku belum mati. Masih di sini, di sela-sela laptop juga coding dan segelas kopi yang kubuat setiap malam supaya aku tetap terjaga sampai dini hari.
Tiap pagi aku harus bangun dan lari terbirit-birit mengikuti kelas programming
Nanti, setelah aku lulus dan menjadi pekerja. Aku ingin tidur sebentar sebelum mati. Bermimpi menjadi ahli biologi dengan banyaknya jurnal-jurnal ilmiah yg telah dipublikasi juga ahli biologi yang paling disegani. Mungkin rasanya tak akan jauh beda.
Pada realita, aku menjadi bukan siapa-siapa.
-diketik dengan beberapa perubahan-
Komentar
Posting Komentar