My Friends's Poetry





waktu itu, temanku diperkosa.
sempat aku mengasihani.
tapi begitu teringat perihal pakaiannya.
langsung saja aku berkata,
salah sendiri! siapa suruh pakai rok mini?
selanjutnya, ia tak berhenti ku-bully.
terus menerus kucaci maki.
sampai akhirnya,
kudapati ia bunuh diri dengan tali.

waktu itu, kudengar sebuah berita.
ada waria yang dihabisi nyawanya.
tapi aku malah tertawa seraya berkata,
salah sendiri! siapa suruh ia jadi waria?
siapa suruh ia melakukan kerja hina?
renggut saja! hidupnya tak berharga!
lalu perkara itu ditinggal begitu saja.
ogah ditengok oleh negara.
pelakunya tidak dipidana.
kasusnya menguap entah kemana.

waktu itu, tetanggaku meronta.
sebab kekasihnya nyaris mati.
begitu kuhampiri, ada darah dimana-mana.
ternyata ia habis aborsi.
aku tak jadi menolongi.
kakiku melangkah pergi, sembari berkata,
salah sendiri! siapa suruh aborsi?
perempuan berhati keji,
memang lebih baik mati!
esok harinya, bendera kuning sudah terpatri.

waktu itu, aku jadi pejabat tinggi.
banyak aduan mengenai diskriminasi.
tapi aku merasa enggan mengurusi.
sebab sang korban berbeda orientasi.
kemudian aku berkata,
salah sendiri! siapa suruh jadi penyuka sesama?
akhirnya mereka depresi.
memilih mati,
karena tak punya dana untuk lari ke luar negeri.

perkenalkan lah aku.
orang yang mengaku sebagai penjunjung norma,
dan sibuk mengacung telunjuk ke arah pendosa,
sampai lupa caranya memanusiakan manusia.

kini, aku menyesali.
usai mengetahui,
bahwa dosa yang kutanggung lebih menggunung.


Terjudul : Siksa Kita yang Luput Oleh Mata

—v-cyrrius

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Power Designer 6 Portable

SAFE ALL IN ONE KEYLOGGER PORTABLE FOR HACKER

Sumatra PDF