Nyatanya
Sejujurnya hari ini aku masih diam-diam mencintaimu.
Aku masih diam-diam mengharapkan waktuku kembali, menemuimu dan berkata bahwa aku sangat merindukanmu.
Kupikir memang benar,
bila sekali kita mencintai seseorang, maka hati akan terus menyisakan ruang dan otak yang akan selalu mengenang dirinya tanpa aku meminta.
Nyatanya, kamu adalah tokoh utama dalam setiap tulisanku, bahkan satu-satunya orang yang menjadi semangatku untuk menulis cerita cinta. Sering aku berpikir, mungkinkah kamu akan membaca semuanya dan sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu?
Jika saja kamu menemukan tulisan ini, percayalah bahwa kamu adalah orang yang selalu kukenang di atas kertas, yang selalu kutemui dalam mimpi, yang selalu kunantikan kedatangannya di hari-hariku dan tampaknya aku masih belum lelah.
Aku memang masih belum lelah mencintaimu, namun aku lelah berkata bahwa aku sudah tidak lagi seperti itu. Aku lelah berpura-pura melupakanmu.
Aku lelah berpura-pura membencimu.
Dan Aku juga lelah dengan senyum yang harus kutunjukan saat aku berpapasan denganmu dan melihatmu mencintainya dari jauh.
Aku lelah
jika harus diam-diam mencintaimu.
Tapi bukankah ini lebih baik?
Membiarkanmu bahagia tanpa harus mengetahui perasaanku yang sebenarnya?
Lagipula, tidak ada bedanya. Kamu mengetahuinya atau tidak, tetap saja sama hatimu memang tidak akan pernah untuk kumilki.
Kepada seseorang yang kumaksud saat ini,
aku selalu menunggu temanmu untuk menceritakan kabar terbarumu.
Aku selalu ingin ada di sisimu saat orang lain meninggalkanmu. Aku akan selalu mau untuk ikut bertahan dalam setiap masalah yang sedang kamu hadapi. Karena kamu adalah satu-satunya orang yang akan selalu kuterima segala manis dan pahitnya.
Nyatanya, aku diam-diam akan tetap mencintaimu.
-diketik kembali dengan beberapa perubahan
Aku masih diam-diam mengharapkan waktuku kembali, menemuimu dan berkata bahwa aku sangat merindukanmu.
Kupikir memang benar,
bila sekali kita mencintai seseorang, maka hati akan terus menyisakan ruang dan otak yang akan selalu mengenang dirinya tanpa aku meminta.
Nyatanya, kamu adalah tokoh utama dalam setiap tulisanku, bahkan satu-satunya orang yang menjadi semangatku untuk menulis cerita cinta. Sering aku berpikir, mungkinkah kamu akan membaca semuanya dan sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu?
Jika saja kamu menemukan tulisan ini, percayalah bahwa kamu adalah orang yang selalu kukenang di atas kertas, yang selalu kutemui dalam mimpi, yang selalu kunantikan kedatangannya di hari-hariku dan tampaknya aku masih belum lelah.
Aku memang masih belum lelah mencintaimu, namun aku lelah berkata bahwa aku sudah tidak lagi seperti itu. Aku lelah berpura-pura melupakanmu.
Aku lelah berpura-pura membencimu.
Dan Aku juga lelah dengan senyum yang harus kutunjukan saat aku berpapasan denganmu dan melihatmu mencintainya dari jauh.
Aku lelah
jika harus diam-diam mencintaimu.
Tapi bukankah ini lebih baik?
Membiarkanmu bahagia tanpa harus mengetahui perasaanku yang sebenarnya?
Lagipula, tidak ada bedanya. Kamu mengetahuinya atau tidak, tetap saja sama hatimu memang tidak akan pernah untuk kumilki.
Kepada seseorang yang kumaksud saat ini,
aku selalu menunggu temanmu untuk menceritakan kabar terbarumu.
Aku selalu ingin ada di sisimu saat orang lain meninggalkanmu. Aku akan selalu mau untuk ikut bertahan dalam setiap masalah yang sedang kamu hadapi. Karena kamu adalah satu-satunya orang yang akan selalu kuterima segala manis dan pahitnya.
Nyatanya, aku diam-diam akan tetap mencintaimu.
-diketik kembali dengan beberapa perubahan
Komentar
Posting Komentar