Rumit
Hari itu hari jumat
Tepat Sore hari setelah kelas selesai
Kupesan angkutan online dengan buru-buru
Ku cancel semua diskusi, rapat, ajakan2 teman bahkan jadwal bimbinganku
Hanya untuk bertemu sahabatku sekaligus orang yang membuat dasar hatiku berseteru, ingin marah tapi sayang aku tidak pernah bisa.
Akhirnya aku dan kamu bertemu, berkumpul dengan yg lain dan sedikit bercerita tentang hal-hal yang lalu.
Entah kenapa aku tidak nyaman berada didekatmu
Tidak seperti saat aku berkumpul bersama temanmu juga temanku yg lain
Lucu ya padahal statusku juga sama "aku adalah temanmu"
Hanya saja ada sedikit rasa nervous dan takut di dasar hatiku
Bahkan semua makanan yang dihidangkan rasanya hambar
Aku kehilangan selera makanku, tapi aku akui minumannya manis, Semanis hal-hal bodoh yg dengan bodohnya pernah kuketikan lewat pesan singkatku padamu.
Singkat cerita tidak kuhabiskan makananku, beberapa temanmu protes padaku. knapa tidak kamu habiskan ini juga uang orang tuamu yg ikut membayarnya.
Hmmm, ya sudahlah lagipula aku sudah kehilangan rasa laparku.
Akhirnya selesai sesi
makan-makan, temanmu dan temanku mengajak kita pergi ketempat ibadah. stelah sekian lama Aku berada disini lagi, bukan sebagai siswa tapi sebagai mahasiswa, hahahaha.
Sempat ada pertanyaan2 dengan sedikit menyindir bahkan tak jarang
Tatapan-tatapan tajam ditunjukkan padaku
Ya, sudahlah sudah biasa juga aku diperlakukan seperti itu.
Jadi aku sudah tidak kaget ataupun heran. Selesai sembayang kita semua sedikit bercerita tentang pendidikan kita juga yang kita lalui akhir2 ini, semoga kamu tidak pernah menyerah ya pada mimpimu juga cita-citamu Dan Tetap Semangat :)
Aku ingin segera pulang tapi yang terjadi kita justru berangkat ke rumah temanmu yg lain dan digonggongi anjing diperjalanan, hanya untuk ngobrol dan bergurau.
Sempat juga ada beberapa pertanyaan yg ditunjukan padaku
Siapa pacarmu sekarang?
Anak mana pacarmu sekarang?
Ya, aku jawab aku tidak punya pacar lalu dengan isengnya kamu menjawab
***** pacarmu sekarang jujur saja aku sedikit tersanjung, bahagia risih dan malu jadi satu. Kenapa kamu mengatakan itu, dasar menyebalkan! Tapi aku berusaha keras menolaknya, Aku bukan tipe orang yg suka bullshit. Dan ayolah aku juga sadar diri siapa aku dan siapa kamu, juga siapa kita disini terlalu bodoh jika kita tidak mencitrakan diri bukankah pencitraan itu juga perlu untuk branding diri.
Bahkan saat ada pertanyaan
Jika n atau a siapa yang akan kau pilih?
Ah, maaf aku tidak bisa menjawabnya. Munafik jika aku tidak pernah menyukainya tapi munafik juga jika dia menyukaiku karna ada beberapa hal yang membuat itu tidak pernah mungkin sayang.
Selepas sesi bercerita dan tertawa-tawa kita semua salam-salaman aku terlalu gengsi bahkan untuk menjabat tanganmu sebagai teman, sempat ada rasa kesal yang terlintas tapi ya aku akui aku juga salah harusnya aku mengesampingkan perasaanku. setelah semuanya selesai. Ah, seego itu kah diriku sehingga menjabat tanganmu sebagai temanpun aku tak mau, padahal entah bagaimanapun kau juga pernah membantuku di hal-hal yang telah lalu.
Bicara tentang hati, Hati manusia itu rumit pasti.
Komentar
Posting Komentar