Cinta Diam-Diam
Dulu, aku sempat mencintai seseorang. Dengan segenap kata yang mengambang. Tak pernah terlontarkan hingga kerontang. Aku diam. Dan Kau pun seolah bungkam.
Bahkan aku tak peduli apakah kau mengetahuinya atau tidak. Yang aku ingat,tiba-tiba kau dan aku seperti saling menjaga jarak. tak pernah beranjak.
Tetap sama......
Dalam tiap detak yang masih terpatri. Kau dan aku seakan memilih untuk tidak saling peduli.
Saat itu aku selalu merayu semesta. Berharap dapat merestui kita.
Tapi, Sepertinya semesta tak sudi, dan semakin membujukmu untuk menjauhi diri ini.
Aku yang menanti bisa apa?
Aku yang memilih mencintaimu dalam diam bisa apa?
Dan aku yang memilih bersahabat dengan sunyi, tanpa arti. Ah, Pasti tidak akan pernah kau lihat diri ini.
Hahahahaha, Aku memang pengecut. berharap pada tiap-tiap rasa yang takkan terajut.
Namun tetap saja secuilpun rasa itu tak pernah surut.
Hingga sunyi memperkenalkanku dengan malam. Ia tak sekadar menyimpan gulita. Tapi kekuatan doa terletak pada saat sepertiga.
Ia memberi nasihat padaku bahwa, tak usah repot mencintai. Dan mengumbar rasa sana-sini. Kita punya Dia yang Maha Membolak-balikkan Hati. Karena sejauh apapun pergi, jika dia cinta sejati pasti akan kembali.
-Diketik kembali dan di
sadur dengan beberapa perubahan
Komentar
Posting Komentar