Another world




Hari itu kamu pergi sendirian ke sebuah tempat yang sepi. Kamu pergi tanpa pamit kepada satu orang pun. Kamu hanya membawa pakaian yang melekat di tubuhmu, dan melaju membawa sepedamu dengan kecepatan tinggi.
Kamu memang benar-benar ingin ke suatu tempat yang tidak ada seorang pun di situ. Bagaimana bisa? Lalu kamu memilih tempat itu.

Sepanjang jalan kamu hanya menangis. Cahaya matahari pagi tidak mampu mengeringkan pipimu dari derasnya tangisan itu. Kamu sebenarnya tidak fokus berkendara saat itu. Kamu hampir keluar jalur, dan hampir mengira sebuah mobil berhenti padahal ia melaju ke arahmu hampir membunuhmu.

Akhirnya kamu tiba tiga jam kemudian. Kamu belum pernah ke tempat ini sebelumnya. Tapi hatimu membawamu ke sini. Dan kamu lantas duduk ditempat itu, mendengarkan suara angin yang tidak sebegitu bising.

Kamu tidak mungkin berpikir akan menenggelamkan diri dalam pemikiran-pemikiranmu yang rumit itu selamanya. Kamu mungkin hanya berpikiran tentang  bagaimana caramu membunuh semuanya secara perlahan lewat
caramu bertahan selama
bertahun-tahun. Ya, Meskipun ini dunia nyata, bukan dunia bayang-bayang di sebuah fiksi, tapi segalanya mungkin terjadi. Kamu menangis lagi. Tubuhmu sedikit bergetar.

Di sekelilingmu hanya ada pepohonan pinus. Di cakrawala tidak ada apa-apa. Seekor burung pun tidak mendekat kepadamu. Suasana begitu sepi. Tapi kamu mendengar suara yang entah dari mana asalnya. Suara yang terus saja memburu jantungmu; membekap mulutmu;
merobek-robek kulitmu.
Suara hatimu adalah suara dirimu sendiri.

Atau kamu pernah mencintaiku sebelumnya?   Semenjak kamu tahu sesuatu yang tidak kamu tahu beberapa tahun yang lalu. Kau selalu saja hidup dalam ketakutan dan selalu tampak muram. Ah, walaupun
gerak-gerikmu tidak nampak seperti itu tapi sorot matamu tidak akan pernah bisa menipu
Kamu pernah bermimpi bertemu refleksi yang sesuai dengan ekspetasimu saat itu.
Ia terlihat keren dan benar2 sesuai seperti apa yg kau harapkan Tapi entah kenapa kau selalu terbangun tanpa pernah melihatnya dalam keadaan sadar. Mimpi yang membuatmu gelisah itu sirna saat tahu bahwa itu semua fana.

Kini kamu tidak tahu, apakah kamu sedang marah, benci, atau tidak lagi memiliki emosi. Yang jelas kamu sedang sendirian, menangis, dan jauh dari keramaian.

-diketik kembali dengan beberapa perubahan-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Power Designer 6 Portable

Sumatra PDF

Abstract